Sabtu, 11 Februari 2012

JEMBATAN ANTARA SAINS DENGAN SPIRITUALITAS

Dalam banyak realitas, sesungguhnya energi dan materi adalah dua bentuk berbeda dari benda yang sama. Contoh paling gampang adalah air dan energi uap air. Materi bisa berubah menjadi energi dan sebaliknya. Manusia saat ini telah berhasil mengubah materi menjadi energi dalam berbagai perlengkapan atau peralatan dengan memanfaatkan energi atom antara lainmelahirkan atau memproduksi energi listrik.

Meskipun demikian, kemampuan manusia dalam mengubah materi menjadi energi masih berada dalam tahap perbaikan serta pengembangan. Demikian pula, manusia telah berhasil kendatipun dalam kadar sangat minim dan rendah, mengubah energi menjadi materi dengan alat yang disebut Akselerator partikel/particel accelerator.

Kadar kemampuan dalam hal itu masih terus ditingkatkan dan disempurnakan, sehingga kita akan sampai pada satu kesimpulan pengubahan materi menjadi energi dan sebaliknya merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan secara ilmiah dan praktis.

Jika manusia kelak bisa melakukan perubahan antara materi dan energi dengan mudah, maka pasti ia akan menghasilkan perubahan total dan mendasar. Bahkan, boleh jadi, manusia melahirkan revolusi besar-besaran dalam kehidupan modern sekarang. Salah satu sebab yang memungkinkan pengiriman materi menggunakan kecepatan cahaya pada gelombang mikro ketempat mana saja yang kita inginkan, yang kemudian kita ubah kembali menjadi materi.

Dengan cara itu, kita bisa mengirim peralatan atau perlengkapan apa saja, bahkan rumah berikut isinya bisa dipindahkan kedaerah mana saja dimuka bumi ini menurut pilihan kita atau malah dipindahkan kebulan atau Mars sekalipun hanya dalam beberapa detik atau beberapa menit saja, sebagaimana yang sering kita tonton dalam serial televisi StarTrex.

Tetapi satu hal yang masih diakui sebagai kendala utama oleh para sarjana Fisika untuk membuktikan mimpi ini adalah menggabungkan dan merangkaikan bagian-bagian atau atom-atom partikel dalam bentuk aslinya secara sempurna sehingga setiap atom diletakkan pada tempat semula.

Yang dialami Nabi Sulaiman sesungguhnya telah mencakup teknologi teleportasi, ingat pada peristiwa pemindahan singgasana Ratu Saba' yang dilakukan oleh seorang yang mempunyai ilmu.

Sulaiman berkata: "Wahai siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku?".

Berkatalah 'Ifrit dari golongan Jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu beranjak dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya".

Berkatalah seorang yang mempunyai pengetahuan dari kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini karunia Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau mengingkari? Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. 27:38-40)

Dr. Yahya Sa'id al-Mahjari, Konsultan Utama energi dan lingkungan pada pusat Pengkajian Teknologi di Finlandia, mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh seseorang tersebut dipandang dari sudut ilmu pengetahuan modern yang ada pada kita sekarang ini benar-benar suatu langkah maju sekali.

Pertama, dia telah mengubah singgasana Ratu Saba' menjadi semacam energi yang menyerupai listrik atau cahaya dapat dikirim lewat gelombang listrik magnetik.

Kedua, ia berhasil mengirim energi itu dari negri Saba' di Yaman ke negeri Nabi Sulaiman di Palestina. Karena kecepatan penyebaran gelombang listrik magnetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu 300.000 km perdetik, maka waktu yang ditempuh energi itu untuk sampai kenegeri Nabi Sulaiman adalah kurang dari satu detik, meskipun jarak antara Saba' dan kerajaan Nabi Sulaiman mencapai 3.000 kilometer.

Ketiga, ia mampu mengubah energi itu, ketika tiba dikerajaan Nabi Sulaiman, menjadi materi sama persis seperti gambaran materi sebelumnya/proses materialisasi, artinya, setiap benda, bagian dan atom kembali kebentuk asalnya semula.

Akankah manusia akhirnya menemukan teknologi transportasi untuk kelangsungan peradabannya. Bepergian antar planet yang jauh melintas tata surya dan galaksi? Suatu hal yang sangat mungkin.

"Hai komunitas jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan."

(QS Ar-Rahman 33)

Sementara ini teleportasi baru banyak dilakukan dukun dukun santet, mengirim benda benda merusak ke tubuh manusia yang jadi target kebencian. Salah satu perjuangan para Sufi adalah menyudahi kebodohan dan kesadisan seperti ini.

Jarak antara fisika dan metafisika kini makin dekat, bahkan berdempetan. Fisika modern dan sufisme sama-sama mengakui kesatuan dan gerak perkembangan harmonis semesta. Namun, bila fisika yang membatasi perhatiannya pada wilayah akal, para peminat sains yang beriman melanjutkan perjalanannya ke “wilayah transrasional", wilayah suprainderawi, wilayah spiritual, wilayah Ilahi.